Konsentrasi larutan

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.

Menyatakan nilai p

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan “p” pada “pH”.

Eksponen Hidrogen

Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman. Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH.

Hitungan kimia

Secara sederhana alur perhitungan kimia dapat kita jabarkan dan disederhanakan dalam bagan 6.24 dibawah ini. Reaksi yang kita jadikan contoh adalah reaksi oksidasi dari senyawa Propana.

Hukum-hukum dasar ilmu kimia

STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER.

Jumat, 13 Januari 2012

Gas Hidrogen : Pembuatan


A. Cara Industri
B. Cara Laboratorium
1. Elektrolisis air yang sedikit diasamkan 2H2O (l) ® 2H2 (g) + O2 (g)
1.
Logam (golongan IA/IIA) + air

2K(s) + 2H2O(l) ® 2KOH (aq) + H2 (g)

Ca (s) + 2H2O (l) ® Ca(OH)2 (aq) + H2 (g)
2. 3Fe(pijar) + 4H2O « Fe3O4 (s) + 4H2(g)
2.
Logam dengan Eok o > O + asam kuat encer

Zn (s) + 2HCl (aq) ® ZnCl2 (aq) + H2 (g)

Mg (s) + 2 HCl (aq) ® MgCl2 (aq) + H2(g)
3. 2C(pijar) + 2H2O (g) ® 2H2 (g) + 2CO (g)
3.
Logam amfoter + basa kuat

Zn (s) + NaOH(aq) ® Na2ZnO2 (aq) + H2(g)

2Al (s) + 6NaOH (aq) ® 2Na3AlO3 (aq) + 3H2(g)

Gas Hidrogen : Sifat Fisika Dan Kimia


Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subyek yang sangat penting dalam bidang metalurgi (karena perapuhan hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk meyimpan hidrogen sebagai bahan bakar. Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi  dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam.

Pembakaran

Hidrogen sangatlah mudah terbakar di udara bebas. Peristiwa meledaknya pesawat Hindenburg pada tanggal 6 Mei 1937.
Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas.Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mo]. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572  kJ (286 kJ/mol)
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur 560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg adalah salah satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen. Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon. Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.
H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.

Titik Didih (oC)
-252.6oC
Titik Lebur (oC)
-259.2oC
Dengan Halogen
H2 (g) + Cl2 (g) ® 2 HCl (g)
HCl (g) + air ® H+ (aq) + Cl- (aq)
Dengan Logam
Golongan Alkali
2 Na (s) + H2 (g) ® 2 Na+H- (s) + energi
Na+H- (s) + H2O ® NaOH (aq) + H2 (g)
Susunan Atom
1 proton + 1 elektron
Isotop
11H , 12H , 13H
Potensial Iobisasi (kJ/mol)
56.9 kJ/mol

Unsur-Unsur Transisi Dan Ion Kompleks


a. Unsur Transisi
Unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit pertama sebelum kulit terluar untuk berikatan dengan unsur lain
b. Ion Kompleks
Terdiri dari Ion pusat dari Ligand
1. Ion pusat       ion dari unsur-unsur transisi dan bermuatan positif.
2. Ligand           molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron bebas.
Misal : Cl-, CN-, NH3, H2O dan sebagainya.
3. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligand dalam
suatu ion kompleks.
Antara ion pusat dan ligand terdapat ikatan koordinasi.
c. Daftar Ion Kompleks
1.     Ion Kompleks positif :
[Ag(NH3)2]+     = Diamin Perak     (I)
[Cu(NH3)4]2+     = Tetra amin Tembaga     (II)
[Zn(NH3)4]2+     = Tetra amin Seng     (II)
[Co(NH3)6]3+     = Heksa amin Kobal     (III)
[Cu(H2O)4]2+     = Tetra Aquo Tembaga     (II)
[Co(H2O)6]3+     = Heksa Aquo Kobal     (III)
2.     Ion Kompleks negatif
[Ni(CN)4]2-     = Tetra siano Nikelat     (II)
[Fe(CN)6]3-     = Heksa siano Ferat     (III)
[Fe(CN)6]4-     = Heksa siano Ferat     (II)
[Co(CN)6]4-     = Heksa siano Kobaltat     (II)
[Co(CN)6]3-     = Heksa siano Kobaltat     (III)
[Co(Cl6]3-     = Heksa kloro Kobaltat     (III)

Unsur-Unsur Periode Keempat : Sifat Reaksi Dari Senyawa-Senyawa Krom Dan Mangan





UNSUR 
Oksida
Jenis oksida
Rumus Basa/Asam
24Cr
(krom)
CrO
Oksida basa
Cr(OH)2
Cr2O3
Oksida amfoter
Cr(OH)3
HCrO2
CrO3
Oksida Asam
H2CrO4
H2CrO7
25Mn
(mangan)
MnO
Oksida Basa
Mn(OH)2
Mn2O3
Mn(OH)3
MnO3
Oksida Asam
H2MnO4
HMnO4
Mn2O7
26Fe
(besi)
FeO
OKSIDA BASA
Fe(OH)2
Fe2O3
Fe(OH)3
27Co
(kobal)
CoO
Co(OH)2
Co2O3
Co(OH)3
28Ni
(nikel)
NiO
Ni(OH)2
Ni2O3
Ni(OH)3
29Cu
(tembaga
)
Cu2O
CuOH
CuO
Cu(OH)2

Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat : Sifat Periodik



UNSUR  21Sc 22Ti 23V 24Cr 25Mn 26Fe 27Co 28Ni 29Cu 30Zn
Konfigurasi Elektron [Ar] 3d1 4s2 [Ar] 3d2 4s2 [Ar] 3d3 4s2 [Ar] 3d5 4s1 [Ar] 3d5 4s2 [Ar] 3d6 4s2 [Ar] 3d7 4s2 [Ar] 3d8 4s2 [Ar] 3d10 4s1 [Ar] 3d10 4s2
Massa jenis (g/mL) keelektro-negatifan
Antara 3.4 – 8.92 (makin besar sesuai dengan arah panah)
——————————————————–>
Antara 1.3 – 1.9 (makin besar sesuai dengan arah panah)
Bilangan oksidasi
0;3
0;2; 3;4
0;2;3;
4;5
0;2; 3;6
0;2;3;
4;6;7
0;2;3
0;2;3
0;2;3
0;1;2
0;2
Titik lebur
(oC)
Di atas 1000oC (berbentuk padat) 
Energi ionisasi (kJ/mol) Antara 1872 – 2705 (sukar melepaskan elektron terluarnya)
Jumlah elektron tunggal Satu Dua   Tiga Enam Lima Empat  Tiga  Dua  Satu -
Sifat para-magnetik/ fero-magnetik Sifat yang disebabkan karena adanya elektron yang tidak berpasangan
(=elektron tunggal)
Makin banyak elektron tunggalnya, makin bersifat feromagnetik
diama-gnetik
Warna ion M2+ - - Ungu Biru Merah muda Hijau muda Merah muda Hijau Biru -
Warna ion M3+ Tak ber-warna Ungu Hijau Hijau - Kuning - - - -
Ion-ion tak berwarna
Sc3+ , Ti4+ , Cu+ , Zn2+
  Catatan :
MnO4- = ungu
Cr2O72- = jingga

Pengertian Unsur Transisi


Definisi : Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur
Nomor Atom
Konfigurasi Elektron
Orbital
3d 4s
Skandium (Sc) 21 (Ar) 3d1 4s2
á



áâ 
Titanium (Ti) 22 (Ar) 3d2 4s2
á á


áâ
Vanadium (V) 23 (Ar) 3d3 4s2
á á á

áâ
Krom (Cr) 24 (Ar) 3d5 4s1
á
á
á
á
á
á
Mangan (Mn) 25 (Ar) 3d5 4s2
á á á á á
áâ
Besi (Fe) 26 (Ar) 3d6 4s2
áâ á á á á
áâ
Kobalt (Co) 27 (Ar) 3d7 4s2
áâ áâ á á á
áâ
Nikel (Ni) 28 (Ar) 3d8 4s2
áâ áâ áâ á á
áâ
Tembaga (Cu) 29 (Ar) 3d10 4s1
áâ áâ áâ áâ áâ
á
Seng (Zn) 30 (Ar) 3d10 4s2
áâ áâ áâ áâ áâ
áâ
Konfigurasi elektron Cr bukan (Ar) 3d4 4s2 tetapi (Ar) 3d5 4s1. Demikian halnya dengan konfigurasi elektron Cu bukan (Ar) 3d9 4s2 tetapi (Ar) 3d10 4s1. Hal ini berkenaan dengan kestabilan orbitalnya, yaitu orbital-orbital d dan s stabil jika terisi penuh, bahkan 1/2 penuh pun lebih stabil daripada orbital lain.